Crocodylus Park, Taman Buaya Terbesar di Darwin

Pojok Artikel – Crocodylus Park adalah taman buaya sebanyak 23 spesies yang terbesar di Darwin telah berdiri sejak 22 Agustus 1994 yang berlokasinya sekitar 14 km dari pusat kota, yang didirikan oleh Prof Grahame Webb yang seorang ahli biologi. Dan, istri Grahame, Giovanna Webb yang mengelola taman buaya ini.

Pemerintah Australia melalui situs resmi environment.gov.au telah mencatat bahwa jumlah buaya di Australia meningkat sejak diberlakukannya UU Perlindungan Buaya, yaitu masing-masing pada tahun 1970 di Western Australia, tahun 1971 di Northern Territory dan pada tahun 1974 di Queensland.

Ada dua lagoon di penangkaran ini dan sejumlah kandang berderet untuk buaya. Lagoon biasanya diisi buaya yang masih berusia muda hingga usia produktif, sedangkan di kandang biasanya buaya-buaya berukuran sangat besar atau dengan kondisi khusus.

harnold

Pojok Artikel – Huawei P9 Masuk Indonesia Diharga Rp 6,9 Juta

Harold, misalnya, adalah buaya yang berukuran raksasa yang tinggal di breeding pens.
Panjangnya mencapai 4,51 meter dan beratnya sekitar 530 kilogram.

Giovanna mengatakan, pantang untuk menempatkan buaya jantan dalam satu tempat karena mereka akan saling memangsa.
Oleh karena itu, Harold harus berada di satu kandang sendiri, di seberang kandang buaya jantan lainnya.

Daging yang sudah diikat di semacam alat pancing yang dipegang oleh pemandu lalu diturunkan mendekati permukaan air tempat Harold berada.

Mencium bau daging segar, Harold langsung muncul ke permukaan. Si pemandu menaikkan pancingnya, Harold pun mulai mengikutinya. Akhirnya, Harold melompat untuk mengambil daging tersebut. Aksi Harold dan teman-temannya di breeding pens ini biasa disebut crocodile jump.

Di Northern Territory, lanjut Giovanna, Crocodylus Park and Zoo mengambil telur buaya dari alam satu kali setahun, yaitu dalam rentang waktu Desember hingga Februari.
Telur-telur itu lalu dibawa ke penangkaran dan dirawat hingga menetas.

Anak-anak buaya yang telah dikembangbiakkan akan dipanen kulit hingga dagingnya.
Kulitnya akan diolah menjadi berbagai produk fesyen, mulai dari ikat pinggang, dompet hingga tas.

“Kulit buaya dari Australia merupakan kulit yang terbaik. Perusahaan fesyen dunia selalu menginginkan kulit buaya dari sini,” ungkapnya.

Giovanna melanjutkan, daging buaya dijual untuk diolah menjadi kuliner khas Northern Territory.
Di kafetaria di taman buaya ini, sejumlah menu berbahan dasar daging buaya dijual, sebut saja crocodile burger yang dihargai 9,5 dollar Australia hingga Croc dogs – semacam hotdog – seharga 7,5 dollar Australia.