
Pojokartikel.com – Afghanistan awalnya adalah negara demokratis yang berubah menjadi Emirat Islam Afghanistan. Menjadi negara islam tidak menjamin tidak adanya praktek-praktek kotor dinegara ini. Disini kami akan membahas praktek gelap di negara islam ini, terutama terhadap para kaum lelaki.
Perang berkepanjangan menyebabkan negara Afghanistan dilanda kemiskinan, praktek prostisusi pun kian meluas. Tidak hanya wanita yang diperjual-belikan tapi para lelaki juga ikut turut diperdagangkan dan dijadikan budak seks. Dengan kondisi begini negara ini tidak luput dari yang namanya praktek sodomi dan pedofil sebagai budaya mereka, karena untuk para anak lelaki biasanya mereka diperkerjakan pada saat masih belia (kurang lebih umur 10 ke atas).
Praktek ini dinamakan “Bacha Bazi” yang artinya “bermain dengan anak laki-laki”. Budaya Bacha Bazi ini telah dilakukan sejak lama, sungguh mengerikan budaya ini. Puncak dimana budaya ini berjaya adalah dimana saat negara Afghanistan ini dikuasai oleh pasukan Taliban. Alasannya karena para pasukan Taliban memaksa para wanita untuk memakai pakaian tertutup yang hanya boleh terlihat dua bola matanya saja.
Wanita Afghanistan tidak diperbolehkan menari,menyanyi,berkerja karena dianggap haram. Jadi para lelakilah yang menjadi sasaran perbudakan seks, para lelaki dipaksa menari memakai gaun dan didandan selayaknya wanita penghibur dihadapan para lelaki yang penuh nafsu. Faktanya pasukan Taliban lebih suka menyetubuhi lelaki daripada wanita, pasukan ini sangat suka menyodomi bocah-bocah lelaki dibawah umur.
Anak lelaki yang diperkerjakan biasanya dari keluarga yang sangat miskin. Dengan dijanjikan pendidikan dan kebutuhan hidup, para anak-anak lelaki ini diperkerjakan dengan sangat keji dan kejam. Mereka ditawarkan kepada lelaki dewasa yang sudah tidak mempunyai hati nurani untuk dijadikan budak seks.
Tidak bisa dibayangkan betapa suramnya nasib anak-anak yang telah terjerumus didalam dunia Bacha Bazi ini. Hubungan homoseksual memang dilarang dalam agama Islam, tapi jawaban dari penikmat budaya ini adalah mereka tidak mencintai bocah-bocah tersebut jadi mereka bukan homoseksual atau gay.
Sungguh sangat kacau kehidupan pasukan Taliban di Afghanistan. Pada siang hari mereka beribadah, sholat, mengaji bahkan berjihad, tapi pada malam hari mereka menghadiri pesta Bacha Bazi untuk mencari calon budak seks mereka. Satu hal yang pasti adalah pasukan Taliban ini sangat menikmati budaya ini. Sangat nikmat buat mereka menyodomi anak lelaki dibawah umur.
Tapi untunglah sekarang telah ada laporan tentang hal ini sampai ke tingkat tertinggi dipemerintahan Afghanistan. Semua menteri,hakim dan petinggi agama telah duduk bersama membahas praktek kotor ini. Alhasil para petinggi menerbitkan undang-undang khusus yang menangani Bacha Bazi. Dengan terbitnya undang-undang ini polisi pun langsung gencar menangkap dan membersihkan praktek kotor tersebut.
Pesan kami tolonglah semua rakyat Indonesia jangan pilih pemimpin yang didukung oleh kelompok radikal berkedok agama, jangan sampai tanah air kita ini menjadi hancur oleh kelompok-kelompok keji dan tidak bertanggung-jawab.